Harimu Harimau

comotan
Hari itu selalu bergulir ga ada habisnya, dan sifatnya itu ajeg pada hitungan tertentu, makanya manusia yang titen bisa bikin jam, detik, tanggal, dan putaran sehari semalam, hingga mengasih nama hari, bulan dan tahun. Lebih dikarenakan keajegan sang hari tadi. Cuma perlu diingat, alam itu dinamis, termasuk batu yang ada di sungai, dinding beton yang kita buatpun punya usia kok, dan suatu saat pasti aus dan harus digantikan dengan yang baru, padahal itu benda mati.
Wal hasil apa sih yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini? Iya, kita yang di elu2 kan menjadi pewari budaya leluhur ya harus ttp mengingat langkah2 nenek moyang, sikapnya, caranya, bahasanya menangani alam. Sudah tahu alam dinamis eh dianggap statiz ya koclok jadinya. Ketika musim berubah pada ribet, pada bingung. Koclok tenan

Padahal makluk di bumi kecuali yang buta dan tuli tahu lho, atau jangan2 mereka lebih tahu yah, koclok banget nhu mas yen begono. Bahwa bumi tempat kita beraktifias hidup ini baru saja mengalami goncangan hebat, yg dikenal dengan sunami. Apa sih sunami itu? Itulah haramaunya hari, harus dicatat kapan datang, asyik kalau bisa tahu, dan lebih koclok lagi kalau biza melihatnya. Sunami itu seperti kereta api yang berjalan, tetapi relnya ada di bawah tanah, lajunya pelan, tetapi jangan mendekat, keterjang ratusan bahkan ribuN manuzia bisa matek hancur. Silahkan saja coba mendekat, hebat bisa dianggap pahlawan koclok yang mengabadikan momen. Tetapi sstelah momen selesai tidak tahu harus berbuat apa.

Bayangkan kita semut kecil, dan manusianya adalah alam raya, bisa apa semut mnghadapi manusia? Koclok banget harinya kalau semut bisa mengatasi dan mengalahkan alam. Padahal koclok lagi, ternyata insting semut melebih kekuatan daya pikir manusia, horoto kono koclok kabeh manungsane.

Mulane padha mbegegeg wae aja obah, ben ga isa mangan. Sendiri saja hidup tanpa usaha dan bisa mendapatkan sssuatu itu juga hal koclok yang pernah ada kalau memang pernah ada.

Komentar